Kamis, 05 September 2013

Peta

>>> itu Kasrun bilang pada istrinya hendak ke Jakarta. Mau menemui temannya untuk menjual perkutut kesayangannya.

>>>Karena Kasrun tinggal di Garut, maka ia harus ke Bandung dulu untuk selanjutnya naik kereta api ke Jakarta.

>>>Sesampainya di terminal Cicaheum, Kasrun segera naik angkot jurusan stasion. Hingga sampailah ia di Stasion Bandung.

>>>Setelah tiba di stasion, Kasrun lalu membeli tiket kereta jurusan Bandung-Jakarta. Harganya Rp.50rb.

>>>Lalu dengan semangat, ia segera masuk ke gerbong kereta. Melihat nomor kursi di tiketnya. No.10a. Ia pun mencari-cari kursi.

>>>Setelah kursinya ketemu, ia meletakkan tas bawaannya di tempat tas yg ada di atas kepalanya. Hap! Tasnya sudah duduk manis.

>>>Saat asik mengutak-atik handphone-nya, seorang pria mencolek tangannya meminta izin untuk duduk di sebelahnya.

>>>Kasrun bergeser, pria itupun masuk dan duduk di sebelah kasrun. Ia mengambil koran dari tasnya, lalu mengembangkannya.

>>>Tak lama kemudian, kereta mulai jalan. Jusguzus..guzus..makin lama keretanya makin kencang.

>>>Selang 10menit, pria yg ada di sebelahnya itu membuka pembicaraan dengan Kasrun.

>>>"Mau kemana pak?" Tanya pria di sebelahnya sambil menyunggingkan senyum.

>>>Kasrun melirik, "ini..sy mau ke jakarta. Mau jual perkutut ini ke temen sy. " Menunjukkan sangkar burung di depannya.

>>>"Perkutut ini pernah ditawar seorang bupati 25juta, tapi sy tolak. Sy mau jual ke temen 30jt." Cerocos Kasrun

>>> Mendengar itu, kening pria disebelahnya berkerut. Wajahnya kebingungan. Lalu celingak-celinguk.

>>>"Kenapa mas,gak percaya kalo burung perkutut sy ini harganya mencapai 30juta?"

>>>"Sy sengaja berpenampilan seperti ini supaya gak ada yg berniat jahat mencuri burung perkutut ini" sambung Kasrun

>>>Muka si pria itu makin bingung. "Anda harusnya belajar tentang burung perkutut. Biar tau mana perkutut yg bernilai jual tinggi"

>>> "Anda bilang tadi ke Jakarta?" Tanya si pria masih kebingungan.

>>>"Iya,sy kan udah bilang, mau ke Jakarta, mau jual burung perkutut sy ini ke teman dgn harga 30juta. Anda malah ga percaya"

>>>"Bukan pak, sy bukan gak percaya cuma mau bilang.. Ini kereta ke Jogja. Anda salah naik kereta!"

>>>Mendengar itu Kasrun meradang. "Anda kalo gak percaya burung ini harganya 30juta ya gpp, tapi gak perlu bilang sy salah kereta"

>>> "Ini kereta ke Jogja pak, bukan ke Jakarta. Yg ke Jakarta tadi di sebelah kereta ini!"

>>>Karena mendengar suara perdebatan kedua orang ini, petugas karcis yg kebetulan sedang lewat menghampiri mereka.

>>>"Ada apa pak?"

>>>"Ini pak,bapak ini sy ceritakan bahwa burung perkutut sy ini harganya 30juta, dia gak percaya.." Jelas Kasrun

>>>"Eh,sekarang dia bilang sy salah naik kereta!" Kata Kasrun

>>> "Memangnya bapak mau kemana?" Tanya petugas penasaran.

>>>"Saya mau ke Jakarta, tapi bapak ini bilang sy salah naik kereta!" Kasrun masih ngotot.

>>>Mendengar itu si petugas senyum "memang pak..bapak salah naik kereta. Ini kereta ke Jogja. Bukan ke Jakarta" jelas si petugas.

>>>Wajah Kasrun mendadak memutih. Pucat. Bibirnya membentuk huruf O besar. Matanya terbelalak

>>>Mendadak ia lapar, dan hendak mengunyah perkutut. Tapi urung,karena harganya mahal. :D

>>>Apa yg muncul dari reaksi seseorang, sesungguhnya bukanlah benar-benar apa yg dipikirkannya.

>>>Di Neuro Linguistic Programming, kita menyebutnya, "Peta itu bukan wilayah sebenarnya"

>>>Sampai kita perjelas apa maksud dari satu tindakan seseorang, kita tak bisa menentukan maksud aslinya.

>>>Kasrun hanya berpersepsi dgn reaksi pria disebelahnya,kan? Kasrun tak bertanya, apa maksud sebenarnya..

>>>Lalu Kasrun membuat kesimpulan sendiri dgn persepsinya itu. Padahal si pria tak berkata apapun.

>>>Si pria hanya mengerutkan keningnya kan? Kasrun lah yg menerjemahkannya tanpa mengklarifikasi apa gerangan maksud kerutan itu?

>>>Dilarang pakai ilmu kebatinan dalam berkomunikasi! :D semua harus terang benderang tanpa ambiguitas!

>>>Akhirnya Kasrun terbangun krn mendengar burung perkututnya bernyanyi. Ia sudah ada di stasion jogja yg cantik. :)

>>> the end :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar