Senin, 16 September 2013

Muhammad SAW

>>>Hari itu, Rasulullah menjenguk Sa'd ibn Abi Waqash. Salah seorang sahabat terbaik Rasulullah.

>>>Dan dia bertanya pada Rasulullah tentang harta yang akan ditinggalkan untuk keluarganya.

>>>"Ya Rasulullah," katanya sambil berbaring. "bolehkah aku menginfakkan semua hartaku di jalan Allah?"

>>>"JANGAN!" Jawab Rasulullah singkat. "Bagaimana jika dua pertiganya?" ia bertanya. " JANGAN!" Jawab Rasulullah lagi."

>>> " Bagaimana jika separuhnya saja aku infakkan?" tanya sa'd
" JANGAN!" jawab Beliau.

>>>"Bagaimana jika sepertiganya saja?" tanyanya lagi. "Sepertiga itu.." jawab Rasulullah, "sudah merupakan jumlah yang besar."

>>>Lalu beliau menyambung "Hai Sa'd sesungguhnya jika engkau meninggalkan keluargamu dalam keadaan kaya, itu jauh lebih baik..."

>>> "...Daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan faqir dan meminta-minta" jelas Rasululllah

>>> Adegan ini..pernah terjadi di waktu yang lain. Pada Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu. Saat itu, Sahabat Rasulullah itu...

>>>...menyatakan hal yang sama dengan yg dikatakan Sa'ad "Aku infakkan semua hartaku!" kata Abu Bakar waktu itu.

>>> Saat itu Rasulullah hanya bertanya, "Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?"

>>>"Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulNya!" Jawab Abu Bakar enteng.

>>>Pertanyaannya, knp Beda? knp Rasulullah bedakan sikapnya pada Sa'd dan Abu Bakar? Mengapa soal yang sama dijawab berbeda?

>>> Sepertinya akan ada banyak komentar tentang sikap Rasulullah ini. diantaranya...

>>>1. Kemampuan Sa'd dan Abu Bakar dalam mejemput rezkinya, berbeda. Mereka punya skill bisnis yang berbeda.

>>>Abu Bakar, tentu sudah pertimbangkan matang-matang rencananya itu! Tak mungkin ia biarkan keluarganya dlm keadaan miskin.

>>> jikapun saat itu Abu Bakar habiskan hartanya untuk berinfaq, maka,mungkin esok harinya rumahnya sudah kedatangan investor.

>>> Lalu para investor ini memohon agar dana yang ada pada mereka diolah oleh Abu Bakar. Begitu sepertinya..

>>> 2. Kapasitas personal dan latar belakang keluarga mereka berbeda. Semua paham benar bagaimana kapasitas seorang Abu Bakar.

>>>"bahkan jika dia bilang lebih dari itu, aku percaya!" begitu kata Abu Bakar saat diberitakan Rasulullah naik ke langit.

>>>Begitupun keluarganya.Ada Asma' binti Abu Bakar yang menjadi cermin keteladanan sepanjang masa.

>>> "Lihat kek..Ayah meninggalkan begitu banyak harta untuk kita" katanya menenangkan kakeknya yang buta. Tenang sekali.

>>> Sedangkan Sa'd, di generasi kedua..ada Umar ibn Sa'd ibn Abi Waqash yang berandil besar dalam pembunuhan Husain bin Ali..

>>>Jelas sudah! Rasulullah, leader mulia itu, benar-benar memahami siapa orang-orang yang dipimpinnya.

>>> Beliau shalallahu 'alaihi wasallam,menjawab dengan jawaban yang berbeda untuk sebuah persoalan yang sama.

>>> Begitulah, beliau paham benar. Bahwa setiap orang punya ukurannya sendiri. Setiap orang punya kapasitasnya sendiri.

>>>Seorang pegulat jangan dituntut utk menari balet.Begitupun seorang pelukis tak bisa digugat jika tak bisa pegang senjata.

>>>Disini Rasulullah menunjukkan leadership skillnya. Sekaligus "reading people" skillnya. Kemampuan "membaca manusia".

>>>Tak mudah dapatkan skill semacam ini. Perlu ada pengamatan yang sungguh-sungguh terhadap perilaku manusia disekitarnya.

>>> Sehingga seseorang yg mengamati ini mampu mencapai l dengan intuisi yang mengagumkan. Ya,intuisi..

>>>Temen-temen kemarin, ini tambahan materi di gunung kemarin ya..

>>>Disebut intuisi, krn ia telah menjadi gerak otomatisasi dlm pikiran. Tanpa perlu dipikirkan terlalu panjang.

>>> Begitu kejeniusan Rasulullah memahami manusia-manusia yang dipimpinnya..Salam 'alaika ya Rasulallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar