>>>Dan dia bertanya pada Rasulullah tentang harta yang akan ditinggalkan untuk keluarganya.
>>>"Ya Rasulullah," katanya sambil berbaring. "bolehkah aku menginfakkan semua hartaku di jalan Allah?"
>>>"JANGAN!" Jawab Rasulullah singkat. "Bagaimana jika dua pertiganya?" ia bertanya. " JANGAN!" Jawab Rasulullah lagi."
>>> " Bagaimana jika separuhnya saja aku infakkan?" tanya sa'd
" JANGAN!" jawab Beliau.
>>>"Bagaimana jika sepertiganya saja?" tanyanya lagi. "Sepertiga itu.." jawab Rasulullah, "sudah merupakan jumlah yang besar."
>>>Lalu beliau menyambung "Hai Sa'd sesungguhnya jika engkau meninggalkan keluargamu dalam keadaan kaya, itu jauh lebih baik..."
>>> "...Daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan faqir dan meminta-minta" jelas Rasululllah
>>> Adegan ini..pernah terjadi di waktu yang lain. Pada Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu. Saat itu, Sahabat Rasulullah itu...
>>>...menyatakan hal yang sama dengan yg dikatakan Sa'ad "Aku infakkan semua hartaku!" kata Abu Bakar waktu itu.
>>> Saat itu Rasulullah hanya bertanya, "Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?"
>>>"Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulNya!" Jawab Abu Bakar enteng.
>>>Pertanyaannya, knp Beda? knp Rasulullah bedakan sikapnya pada Sa'd dan Abu Bakar? Mengapa soal yang sama dijawab berbeda?
>>> Sepertinya akan ada banyak komentar tentang sikap Rasulullah ini. diantaranya...
>>>1. Kemampuan Sa'd dan Abu Bakar dalam mejemput rezkinya, berbeda. Mereka punya skill bisnis yang berbeda.
>>>Abu Bakar, tentu sudah pertimbangkan matang-matang rencananya itu! Tak mungkin ia biarkan keluarganya dlm keadaan miskin.
>>> jikapun saat itu Abu Bakar habiskan hartanya untuk berinfaq, maka,mungkin esok harinya rumahnya sudah kedatangan investor.
>>> Lalu para investor ini memohon agar dana yang ada pada mereka diolah oleh Abu Bakar. Begitu sepertinya..
>>> 2. Kapasitas personal dan latar belakang keluarga mereka berbeda. Semua paham benar bagaimana kapasitas seorang Abu Bakar.
>>>"bahkan jika dia bilang lebih dari itu, aku percaya!" begitu kata Abu Bakar saat diberitakan Rasulullah naik ke langit.
>>>Begitupun keluarganya.Ada Asma' binti Abu Bakar yang menjadi cermin keteladanan sepanjang masa.
>>> "Lihat kek..Ayah meninggalkan begitu banyak harta untuk kita" katanya menenangkan kakeknya yang buta. Tenang sekali.
>>> Sedangkan Sa'd, di generasi kedua..ada Umar ibn Sa'd ibn Abi Waqash yang berandil besar dalam pembunuhan Husain bin Ali..
>>>Jelas sudah! Rasulullah, leader mulia itu, benar-benar memahami siapa orang-orang yang dipimpinnya.
>>> Beliau shalallahu 'alaihi wasallam,menjawab dengan jawaban yang berbeda untuk sebuah persoalan yang sama.
>>> Begitulah, beliau paham benar. Bahwa setiap orang punya ukurannya sendiri. Setiap orang punya kapasitasnya sendiri.
>>>Seorang pegulat jangan dituntut utk menari balet.Begitupun seorang pelukis tak bisa digugat jika tak bisa pegang senjata.
>>>Disini Rasulullah menunjukkan leadership skillnya. Sekaligus "reading people" skillnya. Kemampuan "membaca manusia".
>>>Tak mudah dapatkan skill semacam ini. Perlu ada pengamatan yang sungguh-sungguh terhadap perilaku manusia disekitarnya.
>>> Sehingga seseorang yg mengamati ini mampu mencapai level4 dengan intuisi yang mengagumkan. Ya,intuisi..
>>>Temen-temen TrainingBackpackeran Manglayang kemarin, ini tambahan materi di gunung kemarin ya..
>>>Disebut intuisi, krn ia telah menjadi gerak otomatisasi dlm pikiran. Tanpa perlu dipikirkan terlalu panjang.
>>> Begitu kejeniusan Rasulullah memahami manusia-manusia yang dipimpinnya..Salam 'alaika ya Rasulallah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar