Rabu, 03 Juli 2013

Fans

>>>Seperti yg kita semua tahu, tak ada kebaikan pada sesuatu yg "terlalu". Termasuk menyangkut urusan nge! deal?

>>>Tak ada yg salah dgn kekaguman pada seseorang. Hanya jika kekaguman itu mampu lahirkan jernihnya akal utk saring keburukan-kebaikan.

>>>Kita belajar dari para sahabat Rasulullah utk mampu lahirkan kekaguman yg menjaga jernihnya akal.

>>>Bagi sahabat2 Rasulullah, kekaguman pada manusia lainnya itu,hanya bila manusia itu mampu menginspirasi utk lesatkan amalan. Done!

>>>Kekaguman diantara mereka, ialah kekaguman dalam bingkai ibadah yg terkompetisi. Ya,sederhana. Selain itu, tak ada kekaguman lain.

>>>Kita belajar dari kekaguman Umar bin Khattab pada Abu Bakar ra. Jarang sepertinya yg menyadari kekaguman ini.

>>>Umar, selalu berhasrat mengungguli amal Abu Bakar. Karena beberapa kali,ia selalu kecolongan keduluan Abu Bakar.

>>>"Sudah ada yg menjamin kehidupanku.." Kata seorang nenek tua saat Umar menawarkan bantuan. Abu Bakarlah orang yg menjaminnya.

>>>Hingga suatu hari Umar menyadari, ia takkan pernah mampu menandingi amal Abu Bakar

>>>Utsman bin Affan, sahabat Rasulullah, sang jutawan yg pemalu itu,pun menaruh kekaguman pada sahabatnya; Abdurrahman bin Auf.

>>>Abdurrahman bin Auf,salah seorang konglomerat di zamannya itu punya agenda rutin; membagi hartanya pada para warga

>>>Sekali "hajatan" biasanya ia menghabiskan sekitar 40.000dinar. Sekitar 42,5Milyar lah. Disini,Utsman pernah kedapatan ikut antri!

>>>"Hai Utsman, kenapa kau masih ikut ngantri? Bukannya kau sudah kaya raya?" Tanya seseorang pada Utsman

>>>Harta Abdurrahman bin Auf itu, harta yg dibarokahi Allah" jawab Ustman. Hingga ia rela ikut antri

>>>Begitu cara mereka saling mengagumi. Selalu ada dalam bingkai kebaikan. Selalu saja ada urusannya dgn ibadah

>>>Tak ada kekaguman lain yg tak ada urusannya dgn ibadah & kebaikan. Sehingga,seluruh kekaguman selalu hasilkan jernih pikiran.

>>>Dan,begitulah memang Rasulullah, sang guru yg mendidik mereka utk selalu mengagumi seseorang dengan proporsional.

>>>Bahkan, cara Rasulullah mengajari para sahabat mengagumi beliau pun jelas sekali. Proporsional.

>>>Rasulullah tak pernah mengajarkan agar para sahabat mengagumi beliau secara berlebihan hingga hilangkan jernihnya akal.

>>>Hingga kekaguman pada Rasulullah pun hasilkan ketaatan yg jernih. Bukan membabi buta tanpa alasan logis

>>>Ketaatan mutlak yg tanpa bantahan bagi para sahabat ialah semua urusan ibadah&aqidah yg diajarkan Rasulullah. Sam'an wa tha'atan.

>>>Perhatikan.. jawaban mereka selalu berbunyi semacam ini, "Allah & RasulNYA lebih mengetahui.." Sebuah jawaban kepasrahan.

>>>Pernyataan yg penuh kepasrahan para sahabat itu sungguh menunjukkan kesiapan jalankan perintah tanpa bantahan sama sekali.

>>>Dalam urusan ibadah, Rasulullah selalu berkata, "aku yg paling baik ibadahnya", tapi urusan dunia tak pernah sekalipun.

>>>Bahkan Rasulullah berkata, "kalian yg lebih tahu urusan dunia kalian.." Bijak sekali Rasulullah itu ya.

>>>Rasulullah dgn senang hati menerima masukan Salman Al Farisi, "saranku,kita berkemah disana saja,lebih dekat dgn sumber air"

>>>Apakah Salman yg tak menerima perintah Rasulullah "kita berkemah disini" ialah sebuah indikasi tidak taat?

>>> Tentu tidak. Kesetiaan Salman,kekaguman & kecintaannya pada Rasulullah tak perlu diragukan.Rasulullah sangat dikaguminya

>>>Itu mengapa, Salman bertanya lebih dulu, "Ya Rasululllah,apakah itu wahyu, atau hanya pendapat engkau saja?

>>>.Ketika Rasulullah menjawab, "ini hanya pendapatku.." Barulah Salman memberikan saran briliannya utk berkemah di dekat sumber air.

>>>Saran Salman sama sekali tak merusak kekaguman & kecintaan beliau pada Rasulullah.Prosedur yg telah dilakukan Salman tepat sekali.

>>>Bila saja Rasulullah menjawab "Jibril baru saja menyampaikan wahyu ini", tentu jawaban Salman,"sami'na wa atha'na ya Rasulullah!"

>>>.Begitulah manusia-manusia mulia itu mengelola kekaguman mereka pada manusia lainnya.

>>>Begitu manusia-manusia mulia itu mengelola nya. Tak semua urusan gunakan mentalblock & tak semua tanpa mentalblock.

>>>Maka,begitupun kita seharusnya bersikap. Bila ada kekaguman pada manusia, hendaknya tak hilangkan kejernihan akal.

>>> Dari sini kita bisa melihat jernih apa yg terjadi dgn kaum syi'ah yg diamuk massa di salah satu daerah di Indonesia itu,kan?

>>>Kekaguman kaum Syi'ah pada Ali bin Abi Thalib ra bagi saya aneh bin ajaib. Prinsip kita, kekaguman itu tak berbenturan dgn akidah

>>>Sedangkan kekaguman kaum syi'ah pada Ali, malah merusak akidah mereka. Karena tega melaknat para sahabat Rasulullah lainnya.

>>> Ini melanggar prinsip kekaguman.Apakah Ali ra membenci sahabat lain seperti Umar, Utsman & Abu Bakar?Demi Allah TIDAK sama sekali!

>>>Masih ingat kisah Ali yg mundur utk melamar Fathimah binti Rasulullah karena keduluan Abu Bakar & Umar?

>>>Ya,Ali mundur karena kekaguman beliau pada kedua sahabat Rasulullah itu. Ali merasa tak pantas disejajarkan dgn Abu Bakar& Umar

>>>Ali begitu mengagumi pembelaan, pengorbanan,keimanan kedua sahabat Rasulullah itu. Padahal, Umar masuk Islam 3tahun setelah Ali.

>>>Hingga Ali berlapang hati mendahulukan kedua sahabatnya itu utk melamar Fathimah

>>>Tapi,jodoh memang tak kemana. Fathimah tak mnunggu Umar & Abu Bakar.Fathimah menunggu Ali datang utk melamarnya pada Rasulullah :)

>>>Jadi, kekaguman kaum Syi'ah ini mengada-ada. Ali tak pernah membenci khulafaur rasyidin lainnya. Mereka yg mendramatisirnya.

>>>Begini ya, jika ayah, ibu, kakak,keluargamu dihujat,dihina oleh orang, apa yg kau lakukan? Salahkah bila kau mengamuk?

>>>Itulah yg mungkin terjadi di Indonesia kemarin. Kaum Syi'ah itu bukan sekadar menghina para sahabat. Mereka bahkan tega melaknat!

>>> Kecintaan kita sbg seorang muslim pada Rasulullah seharusnya memang berbanding lurus dgn kecintaan pada para sahabat beliau.

>>>Apa yg kau lakukan bila ada orang yg menghujat Rasulullah didepan matamu? Keterlaluan kalau kau tak menghajarnya!

>>>.Begitupun seharusnya bila ada yg menghujat bahkan melaknat para sahabat Rasulullah!

>>>Apa kau pikir menghujat sahabat Rasulullah tak menyakiti perasaan Rasulullah? Apa kau pikir itu tak membuat beliau menangis?

>>>Kau tentu ingat yg dikatakan Rasulullah pada Khalid, saat Rasulullah mendengar khalid bin Walid mencela Abdurrahman bin Auf?

>>>Tahan dirimu hai Khalid! Jangan kau cela sahabat-sahabatku! Demi Allah,bila kau miliki emas sebesar gunung Uhud, lalu..kau infakkan semuanya di jalan Allah. Demi Allah takkan sanggup menyamai segenggam/ setengah genggam kurma yg mereka infakkan!"

>>>Keras sekali Rasulullah menegur Khalid saat itu. Padahal celaan Khalid hanya kepada Abdurrahman bin Auf..

>>>Bagaimana pula reaksi Rasulullah jika Khalid mencela satu diantara; Umar, Utsman,Abu Bakar atau Ali ? Entah seperti apa marahnya!

>>>Level senioritas Abdurrahman bin Auf dibawah Umar,Abu Bakar, Utsman & Ali. Begitu hebatnya pembelaan Rasulullah pada Abdurrahman

>>>Menurutmu, apa reaksi Rasulullah nanti di akhirat saat bertemu kaum Syi'ah yg terang-terangan melaknat Umar,Utsman & Abu Bakar?

>>>Jika penasaran, berselancarlah sejenak di yutup. Para ulama syi'ah dgn mudah mengatakan, "Umar la'natullah 'alaih"!

>>>Itu mengapa,sy pribadi menganggap syi'ah bukanlah Islam. Mereka SEKTE! Sejenis ahmadiyah,dan kawan-kawan sejenisnya.

>>> Lalu mengapa masih diizinkan di Indonesia & boleh berhaji? Karena mereka punya KTP yg bertuliskan agama : ISLAM

>>>Kembali ke topik. Kekaguman syi'ah pada Ali berlebihan. Itu membuat mereka menciptakan besar utk terima kebenaran.

>>>Maka, kita berlindung pada Allah dari mengagumi seseorang secara berlebihan. Kekaguman yg mampu hilangkan kejernihan akal.

>>>Walladziina aamanu asyaddu hubba lillaah.." Orang-orang yg beriman itu, kecintaannya amat sangat pada Allah. Hanya pada Allah.

>>>Maka,meletakkan kecintaan kepada manusia, sepatutnya lah tak keluar dari koridor perintah Allah SWT

>>>Biasa sajalah mengagumi & mencintai manusia, karena saat berlebihan, ia akan menciderai kecintaanmu pada Allah.

>>>Semoga Allah SWT menjaga kita dari kekaguman yg tak pada tempatnya & melewati batas kewajaran. Aamiin. :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar