Minggu, 09 Juni 2013

Internal Belief

Karena uni @fahiraidris kultwit #prasangka, jadi pengen sharing juga tentang "Internal Belief",yg merupakan kandangnya prasangka. Mau simak

>>>Manusia telah bisa mengakses informasi dari sekitarnya sejak masih janin dalam kandungan. Sejak otak terbentuk sempurna.
    >>>Setelah sempurna otak terbentuk, jadilah ia sebuah hardware.Lalu Allah anugerahi software yg bernama subconscious mind.
    >>>Fungsinya sbg 'data storage', alias pusat penyimpanan informasi yg diterima dari luar diri. Janin telah bisa mnyimpan data.
    >>>Itu mengapa, ibu hamil dianjurkan sering berkomunikasi dgn janin. Memperdengarkan yg baik. Janin akan menyerap semuanya.
    >>>Itu pula sebabnya, kata nenek saya, ibu hamil diusahakan jangan sampai mendengar, melihat, merasakan semua yg buruk.
    >>>Karena apapun yg dilihat, didengar, dirasakan sang ibu, akan dilihat, didengar, & dirasakan pula oleh janinnya. Amazing!
    >>>Jika yg diakses oleh panca indera sang ibu buruk, maka buruk pula yg di 'saving' oleh janinnya. Begitupun sebaliknya.
    >>>Disini peran pembentukan terjadi. Nilai agama, iman, aqidah dll, seharusnya ditanamkan di masa janin dlm kandungan.
    >>>Apapun yg di 'save' oleh janin di 'data storage', itulah yg nantinya berpotensi menjadi#InternalBelief, keyakinan/nilai dasar seseorang.
    >>>Sekali lg, jika yg disave adalah yg negatif, #InternalBelief akan berpotensi menjadi negatif. Begitu sebaliknya.
    >>>#InternalBelief inilah yg nantinya akan disebut sebagai watak, sifat, karakter, keyakinan dst. Sesuatu yg terlihat sebagai default.
    >>>Setelah lahir, data storage yg sebagian telah terisi sewaktu di perut ibu, kembali akan diisi lagi.
    >>>Orangtua & lingkungan tetap jadi sumber informasi paling lengkap yg akan mengisi data storage pada bayi.
    >>>Apapun informasi yg disajikan, akan diserap semuanya oleh bayi. Bayi belum miliki antivirus yg bisa memilah data terinfeksi.
    >>>Uniknya, data storage ini yg mengatur segala gerak-gerik manusia. Apapun yg ada di data storage, itupula yg akan tertampak ke permukaan.
    >>>Yg saya amati, data yg disimpan di data storage akan terlihat ketika manusia semakin dewasa.
    >>>Sifat dasar seseorang, biasanya terlihat saat seseorang mendapat tekanan dari lingkungannya. Perhatikan reaksinya.
    >>>Jika swaktu kecil, seseorang hidup di lingkungan orang pelit, kmungkinan besar saat dewasa org itu akan pelit.
    >>>Hidup di lingkungan pemarah, pendengki, pemurung dkk jadilah ketika dewasa ia seperti sifat yg diserapnya itu.
    >>>Hidup di lingkungan org yg ramah, dermawan, sopan, jadilah ia seperti lingkungannya itu.
    >>>Itu sebab Rasulullah brkata, "Bayi itu lahir dlm keadaan fitrah, orangtuanya yg menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi".
    >>>Para psikolog menyebutkan lingkungan sebagai "orangtua kedua". Krn efeknya sering lebih efektif dari orangtua aslinya.
    >>>Jadi, jika temukan seseorang yg watak/karakternya berbeda dari orangtuanya, kmungkinan ia tak dibesarkan oleh ortunya.
    >>>Saya misalnya. Meski saya tinggal dgn orangtua ketika kecil, tapi seharian saya tdk dengan ortu. Krn ortu pergi pagi pulang malam.
    >>>Ortu adalah org yg sangat dermawan, dan saya (tadinya) adlh org yg pelit. Tp udah tobat kok.:D Knp? Krn lingkungan yg pelit.
    >>>Sy dibesarkan oleh lingkungan yg tak kondusif. Pelit, pendengki, pelaku prasangka negatif, pemarah dll. Kacau pokoknya.
    >>>Untung sejak SMA saya sudah ngekos. Jauh dari lingkungan rumah. Alhmdulillah dekat dgn lingkungan santri. Ya lumayanlah..
    >>>Lumayan me-recovery negative #InternalBelief yg sy miliki sejak kecil. Meski masih ada sedikit sisanya sampai skrg.
    >>>Perlu usaha keras utk menekan munculnya negative #InternalBelief itu.Krn sering dia muncul tanpa permisi dulu. Tiba-tiba muncul dia..
    >>>Yg sy lakukan utk memegang peran 100 % atas diri saya adlh memelajari ilmu manusia. Seperti obrolan kita ttg #InternalBelief ini.
    >>>Jadi, jika temukan seseorang dgn watak/karakter negatif, kmungkinan besar itu cetakan dari kecil :D
    >>>Tak mungkin bisa diubah tanpa keinginan kuat utk mengubahnya. Yg bersangkutan harus merasa ia butuh berubah.
    >>>Keinginan utk berubah dari diri sendiri itu modal paling dasar utk bisa berubah. Tanpa ingin brubah tak mungkin bisa brubah :)
    >>>Modal kedua, si "tersangka" butuh merasa bahwa ada yg perlu diubah dalam dirinya. Kalau dia merasa nyaman2 saja..
    >>>Kalau dia merasa nyaman & no guilty feeling, tak mungkin bisa diapa-apain. Wong yg punya pikiran merasa tak ada apa2 kok.
    >>>#InternalBelief sesungguhnya adalah pemrograman pikiran yg seringkali terjadi tanpa disadari prosesnya. 
    >>>Bagaimana mengubah #InternalBelief yg negatif & yg tak nyaman itu? Setelah keinginan & ada guilty feeling, selanjutnya adalah teknis.
    >>>Saya akan bahas 3 teknik sederhana. SATU: yakini bahwa #InternalBelief adalah sebuah program pikiran. Ia sebuah data yg dimasukkan.
    >>>Sama seperti data di harddisk komputer, begitupun data yg disimpan di data storage ini. Ia bisa di EDIT
    >>>Maka, semakin yakin anda bahwa data itu bisa di edit, semakin mudah pula mengeditnya. Begitupun sebaliknya.
    >>>DUA : setelah meyakini, berhentilah memperkuat program itu dengan berkata, "saya memang begini, mau diapain lagi?"
    >>>Oya, adakah #InternalBelief yg diciptakan setelah dewasa? Ada! Mungkin anda sering melakukan pemrogramannya tanpa disadari.
    >>>Poin ke 41 itu contohnya. Kita sering berkata, "saya ini orangnya pemarah, terima apa adanya dong." « ini programming.
    >>>"Sy ini orangnya ceroboh.." "Sy ini gak suka nunggu..","sy orangnya suka gak sabaran" "Sy ini begini..begitu."
    >>>"Sy gak bisa move on.." "Sy selalu gagal kalo ngerjain itu.." "Sy gak yakin deh bisa.." "Sy males tiap ketemu dia.."
    >>>Ini negative #InternalBelief yg kita ciptakan saat dewasa. Poin pentingnya ada pada pengulangan dgn emosi yg kuat. Mantep programingnya!
    >>>Dengan pengulangan yg banyak saja, sebuah kalimat bisa jadi program canggih utk jd#InternalBelief, apalagi ditambah emosi yg dinaikin.
    >>>"Aaaargh..saya kok susah banget ngelupain orang yg pernah menyakiti saya itu?"« Makin kesel, makin susah lupanya! Hahaha!
    >>>Maka, yg ke DUA harus dilakukan adalah membuat sebuah program baru yg lebih positif, lalu tempel deh di #InternalBelief yg udah ada!
    >>>Before: seorang pendendam. Program: "sy ini orangnya pendendam.." Edit: "sy ini mudah memaafkan." After: seorang pemaaf.
    >>>Ganti semua kalimat negatif dgn "sy org yg penyabar.." "Sy ini pemaaf" "sy mudah mengelola perasaan sy" "sy bisa move on"
    >>>Ulangi kalimat programing itu sebanyak-banyaknya. 7 hari 7 malam kalau perlu. Sambil rasakan & yakini kalimat itu mengubahmu.
    >>>Bisa jg revisi, "Ya Allah, meski selama ini sy mendendam, sy ikhlas & memasrahkan padaMU, mulai skrg sy adlh seorang pemaaf"
    >>>TIGA : cari lingkungan yg bisa berikan energi positif. Ganti teman dekat dgn yg bisa membuat kita jd lebih baik..
    >>>Berkumpul dgn orang shalih, yg baik ibadahnya, baik wataknya, akan "memaksa" programming berubah lebih efektif.
    >>>Sambil melakukan semua tekniknya, sambil kencengin doanya. Kita ini milik Allah. Allah yg maha mengubah. Minta padaNYA.
    >>>Lakukan dgn serius, dan persisten. Perlahan, rasakan perubahannya. Tak perlu tergesa. Bisa jadi tak sebentar waktunya.
    >>>Okeh,sekian dulu obrolan #InternalBelief nya. Gutlak. -the end- :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar