Senin, 10 Februari 2014

Law of Allah

>>>Alam semesta bergerak dgn sistem yang telah ditetapkan Allah rabbul 'alamin. Sistem ini selanjutnya kita kenal dgn sunnatullah. Law of Allah

>>>Logika sy, Allah menciptakan langit & bumi dlm 6 masa, lengkap beserta sistemnya. Sistem itu berarti mekanisme.
Embedded image permalink

>>>Jelas alam semesta nggak tercipta dgn sendirinya. Allah yg menciptakan. Ia tak berjalan sendiri. Ada sistem(sunnatullah) yg menjalankannya.

>>>Matahari menyerap air, dikumpulkan di awan,makin tebal, berat, uap air berkumpul, jatuh, jadilah hujan, ini sistem semesta. Ini sunnatullah

>>>akar pohon yg menyerap air, lalu menopang tanah, saat pohon ditebang banjir datang...ini sistem, ini sunnatullah.

>>>begitupun semua urusan yang ada di dalam alam semesta, rezeki jodoh, kematian pun punya sunnatullah. Punya sistem aturan main.

>>>misal : apakah rezeki dari Allah? jelas iya. Apakah orang yg tak beribadah pada Allah tak mendapat rezeki? TIDAK! tetap dapat!

>>>anda boleh cari manusia paling jahat, paling bejat, paling bermaksiat pada Allah. Apakah dia masih bisa makan? jawabnya MASIH !

>>>kenapa? Karena Rezeki itu JANJI Allah yang PASTI! Sudah ada di sistem. Bukan cuma orang rajin ibadah saja yg kebagian rezeki.

>>>Apakah yg tercatat sbg orang terkaya di dunia adalah seorang muslim yg taat pada Allah? NGGAK. Dia bahkan gak mengakui Allah sbg tuhannya.

>>>Tapi kenapa dia bisa & tetap jadi orang terkaya di dunia?

>>>jawabnya : karena dia PAHAM cara kerja sunnatullah. Dia paham sistem bagaimana mekanisme turunnya rezeki pada manusia.

>>>sunnatullahnya rezeki ; yang paling giat bekerja, yang paling baik strateginya, yang paling cerdas melihat peluang, yg paling banyak MEMBERI

>>> misalnya, dia punya yayasan yg dia gunakan utk menyalurkan keuntungan bisnisnya utk aksi sosial.

>>>sunnatullahnya begitu, yang paling banyak memberi, dia akan banyak menerima. begitu aturan mainnya.

>>>yang paling taat beribadah, tapi malas bekerja, akankah rezekinya berlimpah? MUSTAHIL! Dia nggak ikut aturan main.

>>>itu mengapa Umar bin Khattab begitu marah melihat seorang pemuda yg hanya beribadah di masjid tanpa bekerja. Umar paham betul sistemnya

>>>Fenomena ini nampaknya terjadi di masyarakat kita. Mereka menganggap Allah akan berikan mereka rezeki berlimpah cukup dgn jadi orang shaleh

>>>Di masjid dekat rumah sy begitu yg sy perhatikan. Yg rajin sekali ke masjid, kok yg kalah dari pergulatan sosial. sedih lihatnya :(

>>>Adakah contoh lain sunnatullah rezeki? ada. yg ini agak sulit mendeteksinya. Karena ia urusan perasaan.

>>>Apa hubungannya rezeki & perasaan? Begini, sy ceritakan dulu. Anda yg berstatus pedagang mungkin lebih sering mengalami...

>>>Teman-teman yg pedagang, pernahkah SANGAT BERHARAP bahwa dagangannya akan LARIS manis? pasti pernahlah ya. Hasilnya? apakah laris?

>>>Saya yakin sebagian besar jawabannya NGGAK. :) benarkah?

>>>Ya, begitulah aturan mainnya. Saat seseorang terlalu berharap dagangannya laris manis, ia akan terjebak pada perasaan "memaksa".

>>>perasaan "memaksa" ini yg membuat rezeki biasanya semakin jauh. Coba saja perhatikan. amati polanya. coba bilang "harus laris! harus laris!"

>>>sy sudah sering sekali mengamati istri sy jualan. kalau istri sy sangat berharap dagangannya di laris...

>>>Biasanya yg terjadi justru sebaliknya. Sepi. terutama yg di BBM. Krn istri sy lebih banyak jualan di BBM. Tapi kalau istri santaaai...

>>>nothing to lose...nggak ngarep harus laris, yg terjadi justru laris manis. Yg bikin rezeki menjauh krn kita nggak MEMASRAHKAN padaNYA..

>>>kita MEMAKSAKAN hasilnya harus sesuai dgn keinginan kita. nggak gitu rulesnya. Hasil itu urusan Allah. Nggak usah ikut campur lah urusanNYA.

>>>Kita hanya perlu berusaha lantas bertaqwa pada Allah. salah satu indikator bertaqwa itu MELEPASKAN bab hasilnya. Terserah Allah saja.

>>>Lalu perhatikan cara Allah membagikan rezekiNya dari arah yg tak pernah terduga.
Embedded image permalink

>>>Teman-teman pasti pernah memperhatikan fenomena ini ; yg sudah menikah & belum mendapatkan anak, biasanya akan terus mencoba segala cara..

>>>Tapi kenapa semakin mereka mencoba pengobatan ini itu agar dapat keturunan, belum juga dikaruniai keturunan? Wallahu a'lam..itu kehendakNYA

>>>Tapi yg sy amati, teman-teman sy yg setelah 10an tahun blm dikaruniai anak, baru mendapatkan anak saat mereka TELAH MEMASRAHKAN hasilnya..

>>>Teman-teman sy itu baru dapatkan rezeki anak saat mereka udah nggak peduli lagi hasilnya apa. Saat mereka sudah berkata "Terserah Allah"

>>>"Terserah Allah" itu BUKAN pekerjaan LISAN ya. Tapi pekerjaan PERASAAN. Lisan gampang berkata "Terserah Allah", tapi perasaan blm tentu..

>>>Coba amati juga itu pada keinginan keinginan kita selama ini. Berapa banyak keinginan kita yg jadi kenyataan saat kita sudah MELUPAKANnya..

>>>Menurut saya, inilah sunnatullah. Inilah mekanisme rules Allah yg ada di alam semesta. Kita ini kan penghuni alam semesta mk semua berlaku.

>>>Begitupun jodoh, perhatikan polanya sama saja. Saat orang ga terlalu memikirkan jodoh, biasanya berdatangan calon jodohnya.. :)

>>>Biasanya saat calon jodoh berdatangan, yg terjadi justru penolakan, "saya belum siap", "mau cari yg lain.." dan sebagainya

>>>Begitu umur sudah makin bertambah, baru deh mulai memikirkan jodoh. Apa gerangan yg terjadi kemudian?

>>>Saat mulai dipikirkan ini FEEL atau Perasaannya sudah beda dengan perasaan sebelumnya. Mulai berharap nih di level ini...

>>>Biasanya mulai ada getaran "pemaksaan" disini, "Ya Allah berikanlah aku jodoh!" atau mungkin jauh di pikirannya bunyinya "cepet ya Allah!"

>>>Dan itu biasanya terjadi secara unconscious, tak disadari.. perasaan itu muncul krn frame berpikir tertentu..

>>>bila sudah begini..repot deh..memangnya siapa kita bisa memaksa Allah? mungkin kata Allah, "dulu sudah dikasi malah ditolak!"

>>>Maaf ya..itu kenapa yg secara usia sudah senior namun belum menikah juga, bisa jadi krn ia terjebak di getaran perasaan pemaksaan ini.

>>>Semakin bertambah usianya, semakin gregetan ia, "kok belum dikasi jodoh juga sih saya?!", artinya semakin jauh ia dari MEMASRAHKAN...

>>>Jauh dari memasrahkan artinya semakin jauh dari tawakkal. Padahal, tawakkal adalah indikator penting keimanan seorang hamba..

>>>kalau sudah begini, biasanya seseorang akan berputar-putar di jebakan perasaan yang sama. Naudzu billah...

>>>Teman2 sy yg akhirnya menikah setelah usianya senior, ya ternyata krn ia sudah TAK LAGI MEMAKSAKAN. Ia sudah MEMASRAHKAN apapun takdirnya

>>>Keinginan sih bagi sy gak masalah masih ada. Yg paling penting itu getaran perasaan nya. Apakah ngotot bahwa keinginan itu harus terwujud?

>>>Apakah ikhtiar berhenti lalu memasrahkan hasilnya? Menurut sy nggak gitu. Pasrah itu pekerjaan perasaan. Ikhtiar itu pekerjaan fisik.

>>>Ikhtiar & kepasrahan bisa dan harusnya jalan bersama. Tubuh berikhtiar, perasaan memasrahkan. Nggak mudah memang, tapi bisa.

>>>Persis ketika sy pengen anak kedua perempuan. Sy ikhtiarkan segala cara secara yg secara sains bisa dicoba. Sambil memasrahkan hasilnya..

>>>Alhamdulillah bisa pasrah.. apapun hasilnya ya gimana Allah aja lah. Kita berencana utk menyesuaikan rencana kita dengan rencanaNYA.

>>>Alhamdulillah Allah berikan anak perempuan. Kebetulan? Ah maaf.. sy bukan penganut kebetulanisme :) nggak ada kebetulan di jagad raya ini.

>>>Semua hasil akhir sebuah perencanaan sudah lengkap tercatat di Lauh Mahfuzh.. nggak ada cerita kebetulan. Jika begini maka hasilnya begitu..

>>>Pun ketika istri sy sedang hamil. Dokter katakan ada kendala plasenta previa. Jalan lahirnya ketutup plasenta. Sulit bisa lahiran normal.

>>>Nyaris semua yg alami plasenta previa harus operasi. Dan cukup bikin jantungan. Sy bilang "kita berusaha, hasilnya biar Allah yg atur"

>>>Semua hasilnya kan sudah tertulis di Lauh Mahfuzh. Apakah istri sy harus melahirkan normal atau operasi. Nobody knows

>>>Kita usahakan semua yg bisa diusahakan secara sains. Makan full protein, teknik Object Imagery ala MTM, dll..

>>>Sambil tetap jaga feel. Kalaupun harus operasi gpp. Biaya operasi pun sudah dipikirkan utk jaga-jaga. La hawlaa walaa quwwata illa billaah

>>>Feel yg dijaga juga yakin insyaAllah akan normal. Yakin itu bukan memaksakan ya. Bedanya tipis banget. Allah sesuai keyakinan hambaNYA

>>>Bulan ke 8, dokter bilang " udah agak terbuka nih jalan lahirnya ". Alhamdulillah.. makin semangat berusaha utk lahir normal.

>>>Bulan ke 9, dokter bilang "insyaAllah bisa lahiran normal nih" Alhamdulillah.. makin senang. Makin semangat..

>>>Hingga akhirnya bisa lahiran normal. Bahkan cuma 5 menit proses lahirnya, alhamdulillah :) kebetulan? Sama sekali tidak!

>>>Kalau DILEPASKAN hasilnya, insyaAllah jadi sangat menenangkan. Yg membuat orang stres adalah feel memaksakan hasil itu.

>>>Kita mengurusi yg bukan wilayah kita. Itu nggak sopan. Wilayah kita cuma berusaha, yakin, lantas pasrahkan hasilnya. Cukup.

>>>Sekian dulu ya obrolan nya.. Wallahu a'lam. Maafkan bila ada yang tak berkenan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar