Selasa, 05 November 2013

Hijrah

>>>Ketahuilah, hijrah mengandung makna yang begitu berat..tak sesederhana berucap "mari berhijrah"

>>> mengajarkan kita hanya bertaat secara totalitas padaNYA. Kita hanya dengarkan, lalu kita taat pada perintahNYA.


>>> mengajarkan keteguhan iman padaNYA. Tentang kecintaan padaNYA diatas segalanya, maka mari belajar dari Abu Salamah tentang itu..


>>>. Syaikh Mubarakfury di Ar Rahiqul Makhtum menyebutkan; adalah Abu Salamah, yg pertama kali melakukan Hijrah. 1thn sblm Aqabah kubra


>>>. Tak mudah Abu Salamah berhijrah. Krn awalnya ia harus dipisahkan dari istri & anaknya. keluarga istrinya yg melarang ikut.


>>>. "Ini kepentinganmu. Apa pendapatmu ttg istrimu ini? Atas dasar apa kami biarkan kamu berjalan dengannya?" Begitu kata mereka.


>>>. Dan Ummu Salamah, istrinya..hanya bisa pergi ke padang pasir,lalu menangis disana sejadi-jadinya. Begitu setiap hari selama 1thn!


>>>. Dari hijrah juga kita belajar mengecilkan sekecil-kecilnya nilai dunia. Kita belajar dari Shuhaib tentang ini..


>>>, ya dari Shuhaib kita belajar mengecilkan nilai dunia, menjadi nilai terkecil dalam kehidupan. Meniadakan nilai kekayaan..


>>>. "Kau memulai hidupmu dgn ketiadaan. Sampai sekarang kau berkelimpahan. Lalu sekarang kau hendak bawa semua kekayaanmu?" Kata mereka


>>>. "Tak mungkin kami akan membiarkan begitu saja." Begitu kira-kira bunyi ancaman orang-orang musyrik itu pada Shuhaib.


>>>. Shuhaib ketakutan dgn ancaman itu? Sama sekali tidak. Dia balik menantang, "bagaimana jika kutinggalkan semua kekayaanku?"


>>>. Sy membayangkan wajah kbingungan orang-orang musyrik itu. "Orang ini gila! Bgmn mungkin dgn mudahnya ia menyerahkn semua hartanya?"


>>>. Begitu rendahnya nilai harta bagi Shuhaib. Tak ada sedikitpun kemelekatan pada diri Shuhaib dgn semua harta yg dimilikinya.


>>>. Dan Shuhaib berhijrah dgn santai. Tanpa membawa sedikitpun harta yg selama ini dikumpulkannya di Makkah..


>>>. Lalu perhatikan bagaimana Rasulullah memuji Shuhaib. Rasulullah bersabda, "Shuhaib beruntung! Shuhaib beruntung!"


>>>. Yg jadi masalah utama sebenarnya bukan harta yg ditinggalkan. Tapi tentang bagaimana ia akan hidup selanjutnya dgn tiada harta?


>>>. Seandainya, kau punya usaha restoran yg sukses. Lalu ada suatu kondisi yg menuntutmu menyerahkan restoran itu ke orang lain..


>>>. ...krn hendak pergi kkota lain. Dan itu pilihan. Sudikah serahkan usaha yg dirintis bertahun pada orang lain?tanpa keuntungan..


>>>. Ah tak mungkin..pasti begitu berat. Tapi agaknya tak begitu dgn Shuhaib. Ia melepasnya dgn santai..bahkan mungkin tanpa penyesalan!


>>>. Shuhaib nampaknya tak khawatir sedikitpun bagaimana hidupnya di Madinah kelak. Tanpa harta, tanpa kejelasan pekerjaan..


>>>. Karena tenang sekali ia bertanya ; "bagaimana jika kuserahkan harta bendaku pd kalian? Apa kalian akan membiarkan aku pergi? "


>>>. Jika bukan krn tentang konsep rezeki yg begitu sempurna..mustahil ia bisa begitu tenang!


>>>. Shuhaib tentu paham betul bagaimana seharusnya seorang yg mengaku beriman bersikap tentang rezeki dari Tuhannya.


>>>. Maka tak ada sedikitpun keraguan di diri Shuhaib ttg masa depannya. Tentang penghasilannya di Madinah nanti setelah ia Hijrah.


>>>. Rezekinya..sudah ada yg menjamin. PASTI. Lalu..bukankah tak ada alasan utk khawatir dgn masa depannya?


>>>. Tapi..ada satu hal lg yg sy pikirkan ttg Shuhaib. Sy kok yakin sekali, bahwa modal Shuhaib bukan cuma yg sempurna..


>>>. Ada 1lg modal yg nampaknya dimiliki Shuhaib. Bisa menebaknya? Ya..life survival. Ini modal besarnya ketika akan hijrah..


>>>. Tepatnya, life survival yg telah menjelma menjadi "experience". Yak,pengalaman! Itu modal tak ternilai harganya..

>>>. Begini..suatu pengalaman itu punya struktur & pola. Keduanya selalu punya kandungan perasaan. Menyenangkan atau menyedihkan.

>>>. Terserah apapun itu, yg pasti orang yg cerdas, akan belajar dari pola & struktur itu. Agar ia bisa mendapat masa depan yg nyaman..

>>>. Kita mungkin pernah masak nasi goreng. Pernah gagal & pernah berhasil. Keduanya punya pola & struktur pengalaman..

>>>. Bila ingin dapatkan nasi goreng yg enak, perhatikan pola & struktur kegagalan sbg bahan belajar, "apa yg salah dari cara saya?"

>>>. Bila telah berhasil masak nasi goreng enak, perhatikan juga pola & strukturnya. Untuk apa? Agar kita bisa mengULANGnya lagi!

>>>. Begitupun Shuhaib. Dia pernah menaklukkan pertarungan bisnis di Makkah. Dia pernah jadi orang kaya raya. Ini ada polanya.

>>>. Kesuksesan yg pernah dicapai Shuhaib pun pasti punya pola. Itu kenapa dia sangat yakin meninggalkan kekayaannya di Makkah.

>>>. Artinya,tak ada masalah saat ia datang ke Madinah sebagai orang paling miskin. Toh,ia pernah jadi orang miskin di Makkah.

>>>. Yg perlu dilakukan Shuhaib adalah mengulang kembali pola yg telah ia lakukan saat di Makkah, dia ulang di Madinah. Cuma itu.

>>>. Yg mungkin lebih membuat Shuhaib yakin bahwa ia bisa mengulang polanya dgn mudah, adalah segmentasi pasarnya di Madinah.

>>>. Kultur masyarakat Madinah itu lebih "nyaman". Orang-orangnya lebih open mind, ramah, bersahabat & lebih modern dari Makkah.

>>>. Ini nampaknya yg membuat pak Shuhaib dgn santainya berkata, "bagaimana jika kuserahkan semua kekayaanku?" pada orang2 musyrik itu.

>>>. Adalah kesempurnaan namanya, saat "" bahwa Allah maha memberi rezeki, bertemu dgn "life survival skill". Perfecto!

>>>. Dari hijrah kita belajar mementingkan urusan Allah diatas segalanya. Meski itu urusan kita dengan ibu yg sangat kita cintai..

>>>. Iyasy bin Abi Rabi'ah sudah janjian bertemu dgn Umar bin Khattab & Hisyam bin Al Ashy utk berangkat ke Madinah bareng..

>>>. Umar & Iyasy sudah bertemu di suatu meeting point. Namun Hisyam tidak. Ia ditahan orang2 quraisy. Umar & Iyasy berangkat berdua.

>>>. Mereka berjalan ke Madinah & singgah di Quba'. Di Quba' Abu Jahal & Al Harits menemui Iyasy, mereka berkata, "sesungguhnya ibumu.."

>>>. "Sesungguhnya ibumu bernadzar..tidak akan menyisir rambutnya & tdk akan berteduh dari terik matahari sebelum bertemu denganmu"

>>>. Begitu kata Abu Jahl pada Iyasy. Galaulah Iyasy diberitakan seperti itu. Ia berpikir untuk kembali ke Makkah menemui ibunya.

>>>. Kata Umar, "wahai Iyasy, percayalah..kalau rambut ibumu sudah gatal penuh kutu, ia pasti akan langsung menyisir rambutnya.."

>>>. "...dan kalau sudah tak tahan dibakar terik matahari,ia pun pasti akan segera berteduh." Begitu kata Umar dgn gayanya yg keras

>>>. Rupanya, kecintaan Iyasy pada ibunya begitu besar. Sehingga ia memutuskan utk kembali & menemui ibunya.

>>>. Disini masalahnya bermula..

>>>. Umar bin Khattab yg kita kenal sebagai sahabat Rasulullah yg ketajaman intuisinya sering mendahului wahyu, sudah mencium keanehan..

>>>. Nampaknya Umar telah mencium ada sesuatu yg tak beres dgn berita yg disampaikan Abu Jahl. Justru ini yg meragukan Umar.

>>>. Jika yg mnyampaikan berita itu orang lain,mungkin Umar akan biasa saja. Tapi yg menyampaikan itu Abu Jahl. Kita taulah siapa dia..

>>>. Sehingga, Umar berkata pada Iyasy. "Baiklah jika itu keputusanmu. Pakailah untaku ini. Sesungguhnya ia sangat cepat larinya.."

>>>. "Jika ada sesuatu yg mengancam keselamatanmu, kau bisa langsung menyelamatkan diri dgn unta ini.." Begitu kira-kira kata Umar.

>>>. Bergeraklah Iyasy bersama Abu Jahl & Al Harits kembali ke Makkah utk menemui ibunya. Ditengah perjalanan, Abu Jahl berkata.

>>>. "Hai Iyasy,untaku sudah sangat kelelahan. bagaimana jika aku menumpang di untamu?" Iyasy mengizinkan. Setelah Abu Jahl naik..

>>>. Abu Jahl membekapnya. Dan menahan Iyasy hingga sampai ke Makkah. Entah juga kabar tentang ibunya itu benar atau tidak..

>>>. Ketajaman intuisi Umar terbukti lg disini. Umar memiliki "awareness" yg luar biasa,hingga beliau mencurigai Abu Jahl sejak awal..

>>>. Sampai disini,kita bisa melihat, bahwa yg dilakukan Umar ribuan tahun lalu, rupanya punya kesamaan dgn sains zaman kini..

>>>. Sekitar 100tahun lalu, ada sebuah buku berjudul "The Science of Getting Rich", di buku ini ada 3 langkah utk jadi kaya..

>>>. Tapi menurut sy, 3 step ini, bukan cuma utk urusan mendapat kekayaan. Tapi juga utk urusan lain dalam segala aspek kehidupan.

>>>. 3 step itu adalah ; THINK in the certain way, FEEL in the certain way & ACT in the certain way. BerPIKIR, meRASA & berTINDAK.

>>>. Untuk mencapai sesuatu yg diinginkan, seseorang perlu berPIKIR, meRASA & berTINDAK dgn CARA tertentu. Hingga tujuannya tercapai.

>>>. Mari amati yg dilakukan Umar ibn alKhattab pada momen bersama Iyasy tadi. Pertama, Umar mungkin berpikir ; 1.kenapa ada Abu Jahl?

>>>. 2.Ada maksud apa Abu Jahl menemui mereka di Quba'? | 3.Benarkah informasi yg diberikan Abu Jahl tentang ibunya Iyasy? Dll.

>>>. Umar mengkritisi semua info yg berhubungan dgn Abu Jahl & al Harits. Untuk orang sekelas Abu Jahl & al Harits, ia wajib kritis.

>>>. Kedua,setelah THINK in the certain way, beliau FEEL in the certain way. Beliau mendeteksi feel-nya. Apa perasaan yg muncul?

>>>. Sebenarnya, data tentang Abu Jahl yg ada di pikiran Umar agaknya semua data negatif. Begitupun tentu feelnya..

>>>. Feel yg diRASAkan Umar tentang Abu Jahl pun tentu tak nyaman. Ada getaran kekhawatiran dari semua informasi dari Abu Jahl.

>>>. Ketiga, ACT in the certain way. Berdasar apa yg di THINK & FEEL, maka ACT yg dilakukan Umar pun tentu menyesuaikan.

>>>. Ini yg kita sebut-sebut selama ini dgn . Umar adalah orang luar yg tak punya hubungan emosional dgn ibunya Iyasy..

>>>. Sehingga, Umar lebih mudah mengkritisi dgn menggunakan logikanya dibanding Iyasy yg langsung tersentuh emosionalnya.

>>>. "Sudahlah,nanti juga ibumu menyisir & berteduh!" Begitu kan kalimat lain dari Umar tadi? Tak ada unsur emosional sedikitpun!

>>>. Lalu Umar pun menyerahkan untanya pada Iyasy krn Umar sangat mengkhawatirkan keselamatan Iyasy .. Dan terbukti kan?

>>>. Jadi, andai Iyasy mau sedikit kritis lalu gunakan nya, tentu ia tak akan ditangkap & disiksa oleh Abu Jahl..

>>>. Dari sini kita belajar banyak. Jika sudah berurusan dgn Allah, seharusnya tak ada urusan lain yg lebih penting.

>>>. Dari Hijrah pula kita belajar bagaimana seharusnya membangun "winner mentality" ya, mentalitas pemenang..

>>>. Mari belajar dari konglomerat Makkah yg mirip dengan Shuhaib, meninggalkan kekayaannya di Makkah ; Abdurrahman bin 'Auf.

>>>. Seperti halnya Shuhaib, Abdurrahman bin 'Auf meninggalkan seluruh hartanya di Makkah.. Di Madinah,ia memulai bisnisnya dari NOL.

>>>. "Winner mentality"nya sangat terlihat saat ia berdialog dgn Sa'd bin Rabi',seorang konglomerat asal Madinah..

>>>. Sa'd bin Ar Rabi' berkata pada Abdurrahman. "Sesungguhnya aku adalah orang yg paling banyak hartanya di kalangan Anshar.."

>>>. "..Ambillah separuh hartaku itu untukmu. Kita bagi dua. Aku juga punya dua istri. Pilihlah, akan kuceraikan,lalu kau nikahi."

>>>. Ini tawaran yg super menggiurkan. Tawaran mendapat modal besar utk memulai bisnis di daerah baru itu hadiah besar!

>>>. Andai Abdurrahman mengambil tawaran itu,tentu ia lebih mudah membangun bisnisnya. Toh,ini bukan tawaran pinjaman modal. Ini GIFT!

>>>. Ini hadiah dari Sa'd yg Abdurrahman tak punya kewajiban utk mengembalikannya. Sa'd berikan itu gratis!

>>>. Tapi,lihat jawaban Abdurrahman; "Semoga Allah berkahi keluarga & hartamu. Lebih baik tunjukkan saja dimana PASAR kalian?"

>>>. Beuh! Gagah sekali jawaban Abdurrahman itu. Sy melihat ada 2 kemungkinan kenapa Abdurrahman menolak tawaran Sa'd saat itu..

>>>. Satu : Abdurrahman ingin menjaga mentalitas pemenangnya. Real winner will fight. Apapun kemudahannya, ia memilih bertarung.

>>>. Mungkin,ia khawatir bila tawaran itu diterima, suatu saat nanti ketika ia jatuh, ia TERGODA untuk minta bantuan lagi pada Sa'd.

>>>. Dan jelas, Abdurrahman tak mau itu terjadi. Ia konglomerat paling kaya di Makkah sebelum hijrah, ia punya self esteem yg tinggi.

>>>. Dua : logika saya, bila Shuhaib saja memiliki pola kesuksesan bisnisnya, apalagi Abdurrahman bin 'Auf. Maka,alasan penolakannya..

>>>. ..adalah Abdurrahman bin 'Auf sudah paham betul pola & struktur kesuksesan. Ia paham benar pengalamannya dulu di Makkah..

>>>. Maka,nampaknya tak terlalu penting bagi Abdurrahman bin 'Auf memulai bisnisnya dgn modal yg besar. Ia cukup mulai dari NOL.

>>>. Yg lebih emejing, sepertinya Abdurrahman bin 'Auf sengaja ingin menguji "selling skill" nya dgn hanya bertanya "dimana pasar?"

>>>. Maka ditunjukkanlah ia pasar bani Qainuqa'. Dan nampaknya tebakan saya benar. Syaikh Mubarakfury menjelaskan, tak berapa lama..

>>> ...Abdurrahman bin Auf sudah mendapatkan sejumlah Samin dan Keju. Sy kurang paham, mungkin ini produk awal dagangannya. :)

>>>. Jadi jelas sekali ya, Abdurrahman bin 'Auf jaauuuuuh dari mental gratisan. Mentalnya adalah mental petarung. Real winner FIGHT!

>>>. Dari dialog Abdurrahman & Sa'd kita bisa ambil satu pelajaran lain. Mental pemenang itu selalu MEMBERI. Seperti yg dilakukan Sa'd.

>>>. Mungkin Sa'd berpikir, Abdurrahman adalah Muhajirin yg nampaknya butuh bantuan. Maka, sebagai Anshar, ia berikan service excellent.

>>>. Sa'd menawarkan penawaran yg agak-agak sulit diterima akal bila dibawa ke dunia modern. Separuh asset & salah seorang istri!

>>>. Manusia mana yg bisa-bisanya menawarkan separuh hartanya & salah seorang istrinya pada orang yg belum 24jam dikenalnya?

>>>. Ya begitulah jernihnya para manusia langit itu tentang ukhuwah; bahwa ikatan keimanan, jauh lebih erat dari ikatan nasab.

>>>. Mereka pun nampaknya paham benar mekanisme kerja universe ; when you give more, you'll receive more. Ngasi lebih,nerima lebih..

>>>. Seperti yg dipahami orang terkaya bumi ini; Buffet, Gates, Slim,Zuckerberg dkk. Toh,mrk tak lagi bangga disebut entrepreneur,kan?

>>>. Bukankah kini mereka lebih nyaman dipanggil "philanthropist" daripada entrepreneur ? Mereka sudah naik level..

>>>. Mereka paham benar mekanisme alam semesta ini. Yg memberi lebih memang akan menerima lebih..hingga mereka berlomba memberi.

>>>. Begitu mungkin yg dipikirkan Sa'd waktu itu. Tapi sy bicara "give more receive more" hanya dlm konteks rezeki ya, bukan istri ;)

>>>. Sekian dulu bahasan . Semoga ada manfaatnya.. :) -end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar